Memahami Jejak Digital di WhatsApp dan Potensi Bahaya di Kemudian Hari

adsense 336x280 ReportaseOnline--WhatsApp merupakan aplikasi percakapan tertutup dan cendrung private.

Meski tertutup, terdapat celah terjadinya kebocoran data rahasia pengguna, yang berpotensi menyebar kemana-mana di kemudian hari.

Terkadang, pengguna WhatsApp lengah saat berinteraksi dalam sebuah chat pribadi, atau interaksi melalui grup diskusi.

Biasanya, kelengahan tercipta karena secara tak sadar mengupload gambar bersifat pribadi yang tujuannya sekedar dikonsumsi kalangan terbatas, untuk hura-hura misalnya , atau sekedar 'palamak diskusi' karena merasa dalam grup aman.

Petakanya, saat mengupload gambar ke dalam grup, secara otomatis akan tersimpan di kartu memory member lainnya.

Alhasil, gambar-gambar yang terunggah secara otomatis tadi meski telah dihapus seusai berdiskusi di grup, namun akan tetap tersimpan di folder Manager File. Atau di google photo, manakala pengguna smart phone menggunakan layanan back up data.

Dan, kapasitas member yang tergabung dalam grup dalam menjaga ( sekurity) akunnya belum bisa dipastikan baik dan paham sistim atau cara kerja data kemana saja akan mengalir.

Akan sangat berbahaya dan rentan apabila gambar bersifat pribadi disalah gunakan, sebab ketika password akun gmail yang bersangkutan telah terbajak/ terciduk oleh orang lain.

Maka akses ke google photo pun dengan mudah terbuka. Karena google mail menerapkan layanan satu password untuk semua akun.

Kaitannya, android yang sedang anda pegang, pastinya menggunakan fasilitas google mail. Sebab, google pemegang hak cipta.

Dan, android akan menjalankan fungsinya apabila penggunanya memiliki akun gmail untuk memverifikasi.

Selain rawan pembajakan, juga konten WhatsApp dengan mudah menyebar ke pengguna WhatsApp lainnya tanpa diketahui oleh si pengupload pertama, sebab tidak ada diberitahukan atau pesan notifikasi, manakala salah satu member memforward kepada yang lainnya.

Layanan atau fitur berlambang 'panah bengkok' di bagian kanan cukup satu kali klik dan cari alamat , lalu kirim, dengan cepat gambar akan terkirim ke pengguna lainnya.

Dan, pesan bisa berantai, lalu tersimpan dimasing-masing memory card penerima pesan. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

Maknanya, photo atau gambar yang tersimpan secara otomatis di telpon genggam orang lain, nyaris tidak diketahui oleh pengupload pertama, dan gambar tersebut berpotensi disalah gunakan di Kemudian hari.

Walau tidak ada niat buruk untuk menyalahgunakan oleh penerima pesan, tapi berjalannya waktu, entah telepon genggam yang ia miliki nan memiliki data dan gambar itu dijual ke orang lain, tanpa ada niat menjual data.

Dan si pembeli paham dengan adanya data di memory card, lalu kepingan-kepingan data dipelajari dan ia mendapat data pribadi anda.

Maka kesempatan terbuka lebar untuk memanfaatkan situasi jejak digital anda melalui berbagai cara, bisa berakhir pemerasan, atau pencurian data penting untuk meruntuhkan kredibilitas anda.

Untuk itu, berhati-hatilah mengupload data pribadi berupa gambar di grup WhatsApp, maupun di ruang chat pribadi.

Karena tidak aman, jejak digital bisa dihidupkan kembali, meski telah terhapus, dan berpotensi disalah gunakan oleh orang lain yang memanfaatkan situasi.

Seandainya smart phone anda rusak atau ketinggalan model, jangan sekali-kali menjual atau memindah tangan kan pada orang lain.

Sebaiknya dibakar saja, atau dimuseumkan, karena dalam android atau smart phone menyimpan banyak data, terutama data pengguna aplikasi WhatsApp.(AW) adsense 336x280