Kamis, tanggal 17/10/2011 merupakan siang yang mengesankan, sekaligus kaget melihat tulisan Indra Catri terbit lagi di teras utama harian pagi Padang Ekspress dengan judul Semoga menjadi haji mabrur. Tulisan dengan isi dan judul yang sama pada tanggal 16/10/2011 juga diterbitkan dirubrik komentar harian Singgalang.
Kening langsung mengkerut. Apa sih hebatnya tulisan bupati Agam priode 2010-2015 tersebut hingga dimuat 2 kali dikoran harian lokal Sumatera Barat? dan Apakah Redaktur harian pagi Padang Ekspress tidak tau bahwa tulisan dengan judul Semoga menjadi haji mabrur telah diterbitkan pula oleh harian Singgalang 1 (satu) hari sebelumnya.
Sebagai pembaca yang budiman, tentu saya bertanya-tanya. Kok bisa ya? lalu dengan penasaran yang membabi buta, saya lahap tulisan tersebut. Huruf demi huruf, kalimat sampai pragraf sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Setelah mendapat kesimpulan. Ternyata sari pati dari tulisan tersebut adalah sebuah saran dan masukan agar calon jemaah haji yang akan berangkat ke Mekkah menjadi haji yang mabrur dan membawa manfaat positif setelah balik dari menunaikan ibadah.
Sungguh diluar dugaan. Hebat betul, tulisan tersebut bisa diterbitkan 2 koran harian lokal pada rentang waktu 1 hari. Celakanya, saya sudah 3 kali mengirim tulisan melalui email redaksi padang ekspress tak pernah digubris, jangankan diterbitkan, direspon saja tidak.
Tulisan saya yang berjudul " Blogger bagaikan kanker bermetastase " ditujukan untuk memperkenalkan kiprah blogger di Indonesia, yang kebetulan tanggal 27/10/2011 merupakan hari ulang tahun blogger nasional. Karena tidak diterbitkan, akhirnya diposting di medianers.blogspot.com
Kembali ke tulisan yang dimuat di dua koran yang berbeda tadi. Saya berharap Redaktur koran benar-benar teliti menerbitkan sebuah tulisan. Kalau sudah pernah terbit di koran tetangga, buat apa tulisan basi dimuat lagi. Kemudian, black list saja penulis nakal.
Jika benar-benar redaktur kecolongan. Sebagai pembaca, saya berkata wajar karena redaktur kan juga manusia. Harapan terakhir. Semoga, redaktur koran responsif terhadap email yang masuk dari pembaca. Kalau bisa berikan evaluasi dan balasan email sehingga si pengirim sadar dengan kemampuan menulisnya.