Grand Rocky Hotel Bukittinggi. Dok: hariansinggalang |
Pengusaha tersebut tidak di Payakumbuh saja berinvestasi, tapi di Padang dan Bukittinggi. Di Padang beliau punya Hotel berbintang dan pusat perbelajaan modern. Bulan Maret 2012 lalu beliau meresmikan hotel bintang empat di Bukittinggi.
Basko Grand Mall dan Hotel.image:skyscrapercity |
Kebanggaan tersebut sedikit meluntur ketika tidak adanya hotel berbintang dan pusat perbelanjaan modern yang terletak di wilayah pariaman.
Saat Tour de Singkarak, kepala daerah selalu mengeluhkan, kekurangan Pariaman, tidak adanya hotel berbintang. Sehingga iven tahunan tersebut, tidak mempengaruhi pendapatan daerah. Peserta dan wisatawan lebih memilih menginap di Padang atau Bukittinggi.
Setiap ajang Pariwisata bertaraf internasional tersebut usai, Kepala Daerah kembali mengeluh, tidak adanya investor yang berminat membangun hotel berbintang di Pariaman. Terakhir saya dengar kabar di koran (2012) sudah ada investor yang mau membangun hotel bintang berlokasi di bekas gedung olah raga, tepi pantai Ampalu, Kota Pariaman. Kenyataan, sampai sekarang belum ada realisasinya.
Sanak saudara saya yang tinggal di Sungai Geringging lebih memilih belanja ke Bukittinggi atau Padang untuk belanja pakaian, peralatan/perabotan rumah tangga, elektronik, dll. Begitu juga dengan pedagang grosir, mereka lebih memilih mengorder barang ke Kota Padang atau ke Kota Bukittingi.
Kota Pariaman letaknya sangat strategis dan dekat dengan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam (Lubuk Basung) dan Pasaman. Orang-orang dari Kabupaten tetangga ini adalah pasar potensial bagi Kota Pariaman. Sejauh ini, Pasar Kota Pariaman belum mampu mengakomodasi kebutuhan calon pembeli dari Kabupaten tetangga ini.
Pertanyaanya, Kenapa investor asal Pariaman tidak berminat berinvestasi di kampungnya sendiri?
Berhubung lebaran tahun 2012, dunsanak nan diranau pulang kampung, maka lihat-lihatlah kampung kita, kira-kira apa yang perlu di investasikan untuk memajukan daerah ini.
Pemerintah Daerah, permudahlah perizinan dunsanak kita untuk membangun kampungnya. Jan sampai di 'pasulik'. Kalaupun tidak dapat 'jatah' tidak usah dipermasalahkan, kapan lagi bapak/ibuk berkontribusi demi kemajuan Piaman laweh nan tacinto.
Salam,
Ayo bangun Kampung.