Pusing Belanja di Bulan Tua, Ini Tipsnya

May 08, 2016
adsense 336x280
ReportaseOnline ~ Maklum, sebagai PNS golongan 2, gaji hanya tinggal pas-pasan saja. Sebab, awal bulan gaji sudah dipotong oleh bendaharawan untuk cicilan rumah, dan lain-lain. Meskipun ada tambahan diluar gaji pokok, sudah dianggarkan pula untuk membayar tagihan listrik dan air di pertengahan bulan. Lalu bagaimana caranya menutupi kebutuhan lainnya, seperti kebutuhan pakaian, sepatu dan kebutuhan sekunder dan kebutuhan luks lainnya?

Yah, jawabnya harus pintar-pintar mengatur keuangan. Apalagi menjelang tanggal tua, alamak ! pusingnya awak. Istri minta dibelikan inilah, anak minta itulah. Namun, semua permintaan itu harus diakomodir, dan sebagai kepala rumah tangga harus mampu mencari jalan keluarnya dan memprioritaskan mana dulu yang harus dibeli sesuai kemampuan. Diusahakan jeli mencari barang diskon dan kapan perlu bisa kredit.

Pengalaman Belanja di Akhir Bulan
Penulis ketawa sendiri melihat nasib budi di tayangan youtube, ia kehabisan bekal di bulan tua, terpaksa makan mie instan, ketika mandi, sabun pun habis, apa lagi odol sudah kandas, listrik juga padam, dan ibu kos berteriak menagih uang kos. Melihat cerita budi, penulis jadi teringat pula akan pengalaman bulan lalu, meskipun tidak persis seperti budi, tapi ada miripnya, yakni pusing biaya di bulan tua. Sementara kebutuhan, wajib dipenuhi.

Ceritanya begini, penulis di awal bulan membeli sepatu baru terbuat dari kulit, sepatu sebelumnya telah lusuh dan telapak nya robek. Harga sepatu lumayan mahal, karena tidak ada referensi pembanding, meskipun ada sepatu murahan, penulis tidak ingin mengambil resiko, beberapa kali pakai robek lagi. Mau tidak mau, sepatu harus dibeli untuk keperluan bekerja. Alhasil, setelah dibeli, pada pertengahan bulan keuangan mulai terseok. "Bang, susu anak habis, bang kompor tidak nyala, karena gas kosong. Bang, pampers anak tinggal 1 kali pakai." Keluh istri.

Pastinya, apa yang disampaikan istri wajib dibeli, karena itu merupakan kebutuhan wajib yang tidak bisa ditawar. Penulis menyadari, letak pusingnya disebabkan oleh telah membeli sepatu baru. Bilamana sepatu tidak dibeli pada awal bulan,  maka uang cukup untuk menutupi kebutuhan pokok yang dimaksud. Dipusingkan, ibarat menggunakan kain sarung, jika ditarik ke atas, maka tinggal kaki, jika ditarik kebawah maka tinggal kepala.

Lalu, bagaimana mengatur keuangan agar pas, dan kebutuhan lainnya tetap terpenuhi? Kuncinya adalah perencanaan dan survei harga terkait kebutuhan. Yakni merencanakan dari awal bulan, kebutuhan apa saja yang akan dibeli, tentunya disesuaikan dengan keuangan. Jika saja, masa itu penulis mengetahui ada MatahariMall sebagai pusat belanja online, lagi diskon besar-besaran, maka biaya beli sepatu di toko konvensional sejumlah 400 ribu dapat ditekan menjadi lebih separuh. Seperti gambar di bawah ini contohnya:
tips-belanja-bulan-tua
Cuplikan gambar di atas hanya sebagian contoh kecil aneka sepatu yang ada, masih banyak pilihan dan daftar harga. Hal inilah yang sulit di dapatkan di toko konvensional. Sebab, bertanya langsung pada pelayan jika tidak dibeli, rasanya jadi malu, apa lagi sepatu lainnya telah di acak-acak. Jadi, terpaksa di beli walaupun harga tidak sesuai anggaran.

Beda dan Manfaat Antara Belanja Online dengan Offline

Pesatnya perkembangan media online di Indonesia, sebenarnya sangat membantu dalam mengatur anggaran belanja. Apa yang akan di beli bisa dicari referensi melalui browsing untuk membandingkan dengan harga yang ada di pasar konvensional. Di situs online daftar harga jelas, dan cendrung diskon besar-besaran. Kita tidak perlu capek dan mengeluarkan biaya tambahan, cukup menggunakan wi-fi gratis di kantor.

Selanjutnya, jika belanja di pasar konvensional, jika bawa uang tanggung, maklum akhir bulan, bisa-bisa "makan hati" barang yang disukai harganya di atas kemampuan. Meskipun kita mau, apa daya uang tidak sampai. Itu bedanya belanja online, kita bisa lihat daftar harga, dan berapa diskon yang diberikan? serta bagaimana cara pengirimannya? Dan, bisa pula membandingkan harga dengan situs (toko online) lainnya. Maknanya, tidak perlu capek bertanya, kesana-kemari, tidak akan ada pelayan toko yang cemberut saat kita acak produk-produk yang tampil, sehingga banyak kemudahan yang bisa di dapat.

Mungkin, kendalanya kita khawatir akan penipuan saat belanja di toko online, seperti barang rusak misalnya, atau produk tidak sesuai gambar, dan bagaimana cara pengembaliannya jika barang yang telah di pesan ternyata tidak cocok dengan ukuran atau tidak sesuai dengan permintaan.

Wajar kekhawatiran tersebut ada. Karena itu sangat normal, namun jangan pupuk rasa takut demikian. Disinilah kejelian yang harus diperhatikan, bahwa tidak semua toko online yang mau menipu atau tidak menanggapi keluhan customernya. Seperti situs online misalnya, situs tersebut menganut sistem Online-To-Offline, artinya memungkinkan para customer untuk membayar, mengambil dan mengembalikan produk di ratusan cabang Matahari Department Store di seluruh Indonesia. Artinya, cara pemesanan online, dan barang bisa didapatkan secara offline.

Rasanya tidak perlu ragu, sebab kecil kemungkinan sekelas Matahari Mall mau menipu customernya, pusat perbelanjaan yang satu ini ada dimana-mana, di seluruh Indonesia. Nama baik ini pasti akan di jaga, meskipun berjualan secara online.

Kesimpulan, dalam mengelola keuangan rumah tangga yang pas-pasan, sebaiknya lakukan survey harga terlebih dahulu sebelum membeli. Kemudian, catat kebutuhan selama 1 bulan yang wajib dipenuhi, lalu cocokan dengan keuangan yang ada. Apakah cukup hingga akhir bulan atau bersisa. Jika bersisa, belilah kebutuhan sekunder, karena kebutuhan sekunder termasuk prioritas kedua. Kemudian, sangat penting,  carilah usaha tambahan untuk menambah pemasukan.

Tips membeli agar tidak menyedot biaya yang banyak, lakukanlah browsing, lihat berapa harganya, cocok tidak dengan selera, jika sudah pas, baik itu harganya, maupun bentuk dan rupanya maka jangan lupa di beli pada situs atau toko online yang telah mempunyai jejaring nasional dan track record yang baik, agar anda tidak terkecoh atau tertipu. Uang telah dikirim, namun pesanan tidak sampai ketangan, atau barang yang datang tidak bisa dikembalikan jika terjadi pengiriman yang tidak sesuai pesanan, baik rusak maupun salah ukuran. (AntonWijaya)
adsense 336x280